Encore
Last updated
Last updated
Jenis Kelamin
Perempuan
Tempat Lahir
New Federation
Afiliasi
The Black Shores
Wooly-Counting Game
Dasar Evaluasi: [Resonance Assessment 1631-G]
Waktu pasti Awakening Resonator Encore masih belum diketahui.
Berdasarkan laporan dari Encore dan hasil inspeksi resonansi, entitas berbentuk domba yang selalu menyertainya dianggap sebagai manifestasi dari imajinasinya dan kondisi psikologisnya.
Mereka diyakini sebagai representasi dari Forte-nya.
Evaluasi Resonansi Encore menunjukkan bahwa hasilnya sangat dipengaruhi oleh emosi kolektif di lingkungan uji.
Selama pengujian, respons Syntony-nya sangat kuat, namun penyebab pasti Awakening-nya masih belum dikonfirmasi.
Encore memiliki Tacet Mark di bagian atas punggungnya.
Pemeriksaan pasca-Kebangkitan mengungkap mutasi fisik ringan, termasuk ujung rambut yang menyerupai wol.
Dalam kondisi emosional yang tinggi, ia dapat memanifestasikan tanduk domba, yang mengharuskan pengujian dilakukan dengan hati-hati.
Analisis terhadap sampel uji menunjukkan adanya Kurva Rabelle yang tidak konvergen, dengan pola gelombang periodik yang mencolok.
Berdasarkan hasil ini, Encore diklasifikasikan sebagai Congenital Resonator.
Grafik gelombang Resonator Encore menunjukkan fluktuasi zigzag, dengan pola Time Domain yang tidak teratur.
Baik puncak atas maupun bawah memiliki nilai tinggi dan mendekati level kritis.
Gelombang tersebut juga memiliki segmen yang tidak jelas, menunjukkan pola abnormal.
Resonant Criticality: Relatif tinggi
Stabilitas: Rendah
Risiko Overclocking: Signifikan
Disarankan untuk menghubungi walinya untuk pemeriksaan rutin, serta memberikan intervensi psikologis jika diperlukan.
Catatan Coretan:
Encore bilang Aalto BUKAN walinya! Gak mau pemeriksaan! Dia lebih suka cerita!
Catatan tambahan:
Tolong jadi anak baik, ya. Kami punya permen kalau kamu mau.
Wooly Dolls
Boneka Wooly adalah hadiah dari Mama.
Mereka selalu mendengarkan Encore dan selalu ada di sisinya.
Bagi Encore, Woolies bukan hanya proyeksi emosinya, tetapi juga teman-teman penting dalam hidupnya.
Coral Bowl
Hidangan spesial Encore, dibuat dari karang ungu dari Black Shores, dimasak dengan berbagai bahan yang diracik dengan penuh kreativitas.
Encore selalu mencoba menciptakan sesuatu yang baru, dan entah bagaimana, rasa masakannya ternyata cukup enak.
Tapi... penampilannya begitu mengerikan hingga butuh keberanian besar untuk mencobanya.
Bahkan Aalto pun gak sanggup memakannya.
Prank Toy
Sebuah mainan jahil yang telah dimodifikasi oleh Aalto.
Mainan ini pertama kali muncul saat ulang tahun Encore, meskipun Camellya sangat tidak setuju dengan selera Aalto dalam memilih hadiah.
Sekarang, setiap kali ada anggota Black Shores yang berulang tahun, Encore selalu memutar lagu ulang tahun yang direkam dalam mainan ini sebagai kejutan kecil.
Lagi pula, kejutan tak terduga—dan sering kali tidak menyenangkan—sudah menjadi bagian dari petualangan mereka.
"Kalau ada pertanyaan yang bikin pusing, jangan khawatir, tinggal tanya Encore! Kalau ada jawaban yang terasa sulit dipahami, jangan khawatir, tinggal minta Encore bantuin! Kalau ada tempat yang gak bisa kamu jangkau... tetap aja gak perlu khawatir, ayo kita teriak bareng—‘Encore’!"
Bagi yang baru tiba di Black Shores, jangan sampai keindahan menyeramkan dari Blake Bloom dan metode "hortikultura" unik organisasi ini membuatmu gentar. Dengan Little Encore di sisimu, semua keraguan akan segera sirna berkat sapaan hangat dan penuh semangatnya.
Dia penuh percaya diri, tulus, dan benar-benar apa adanya. Teman kecil yang menawan ini akan memastikan perjalananmu penuh warna.
Jangan lupa untuk menikmati waktu-waktu istimewa bersama Woolies-nya Encore
—Oh! Maaf kalau Cosmos tiba-tiba menabrakmu. Kadang dia terlalu bersemangat. Tapi tenang saja, wajahmu akan tetap cantik tanpa satu goresan pun!
Bagi para pengunjung dari jauh, tinggalkan semua kekhawatiranmu, kosongkan pikiranmu, dan dengarkan kisah-kisah menarik dari Encore.
Tidak perlu ragu menerima hadiah kecil darinya—kebanyakan buatan tangan.
Tapi kalau hadiah itu ternyata berupa permen... atau makanan, siapkan mentalmu untuk menghadapi "penampilan berani" hidangannya.
Meskipun begitu, kalau kamu makan sambil merem, siapa tahu ternyata rasanya gak seburuk yang kamu kira!
Encore adalah teman perjalanan yang luar biasa. Ia akan menggenggam tanganmu, membawamu menjelajahi setiap sudut dunia.
Takut dengan Tacet Discords? Tenang saja. Encore bukan anak kecil biasa yang bersembunyi di balik orang dewasa.
Dengansedikit nyala api dari Forte-nya, Tacet Discords bisa berubah jadi abu dalam sekejap. Sekarang, kalau dia gak sengaja membakar rambutmu...?
Encore janji bakal lebih hati-hati lain kali! Lagian, mengganti gaya rambut sesekali itu gak buruk juga, kan?
Jadi, ayo bergabung dengan Encore dalam petualangan besar ini! Percayalah, tidak ada yang lebih menyenangkan di Black Shores selain ini. Tapi, tentu saja, kamu harus siap sepenuhnya. Tarik napas dalam-dalam, hitung sampai tiga, dan tanyakan pada dirimu—Apakah kamu sudah siap?
Encore tidak begitu ingat sejak kapan Cosmos dan Cloudy menjadi bagian dari hidupnya. Rasanya mereka selalu ada di sana, menyatu dengan keberadaannya sejak awal. Mungkin ia bertemu mereka saat masih terlalu kecil untuk mengingat?
Tapi, kenangan pertamanya yang paling jelas tentang Woolies-nya berasal dari sebuah teater kecil yang sesak dan ramai. Saat itu, sebuah pertunjukan yang memukau tengah berlangsung, diiringi tepuk tangan meriah dan sorakan anak-anak.
Anak-anak lain yang seusianya berteriak penuh semangat, memanggil nama sang pahlawan, tapi panggung masih gelap, dengan tirai yang tertutup rapat.
Sempat kebingungan, mereka akhirnya menemukan irama mereka lagi—bersama-sama meneriakkan
"Encore!"
Lalu, tabuhan drum terdengar, tirai pun terangkat, menyambut kembalinya sang pahlawan.
Ibunya—atau lebih tepatnya, Wooly ksatria yang "diperankan" oleh ibunya—muncul di panggung, mengayunkan pedang panjangnya hingga sang penjahat melarikan diri. Wooly hitam menyelamatkan Wooly putih sang putri, dan mereka pun hidup bahagia selamanya.
Untuk waktu yang lama, Encore selalu menghubungkan sosok ibunya dengan Wooly ksatria hitam itu. Pelindung kerajaan yang gagah itu mengingatkannya pada cara ibunya selalu menjaga dan merawatnya.
Terkadang, saat Encore bertindak naka, ia melihat ekspresi tegas yang sama di wajah ibunya dan Wooly ksatria itu.
Sebagai anak kecil, Encore sebenarnya lebih menyukai Cloudy yang lucu, meskipun ia tidak pernah memberitahu Cosmos soal itu.
Cloudy adalah putri yang lembut dan baik hati, selalu mengenakan gaun indah dan mahkota, tinggal di dalam istana yang seperti mimpi. Encore kecil bercita-cita menjadi seorang putri, membayangkan dirinya mengenakan gaun elegan, duduk di atas ranjang megah yang empuk.
Anak bebas seperti Encore kecil tidak terlalu peduli dengan monster di luar istana.
Di luar istana adalah medan perang para ksatria. Tugas Wooly hitam adalah melindungi sang putri.
Dulu, Cosmos dan Cloudy hanyalah boneka biasa. Mereka adalah teman baik Encore, tetapi setelah waktu bermain selesai, mereka tetap diam, berbaring di dalam kotak tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Namun, saat malam tiba, bisikan lembut mulai terdengar di samping tempat tidurnya.
Tangan kecil berbulu mereka menyentuh pipi Encore dengan lembut, memberi kenyamanan dan mengusir mimpi buruknya.
"Jangan takut, Encore. Tidurlah dengan nyenyak, karena petualangan bersama Woolies akan tersimpan dengan baik dalam mimpi."
Cosmos dan Cloudy pertama kali berbicara kepada Encore saat pemakaman ibunya.
Semuanya terjadi begitu tiba-tiba—Encore masih bisa mengingat dengan jelas suara mereka, bersamaan dengan jatuhnya tanah dan daun layu ke atas peti mati.
Awalnya, boneka-boneka Wooly itu hanya diam di pelukannya, seperti bagaimana mereka selalu berbaring tenang di dalam kotak yang ibunya bawa untuk pertunjukan.
Namun, saat para pelayat mulai menimbun peti dengan tanah, Cloudy menghela napas pelan—hampir tak terdengar.
Tak ada yang memperhatikannya selain Encore.
"Encore, Encore..."
Ketika mereka menyadari tak ada orang lain yang mendengar suara mereka, suara Cosmos dan Cloudy semakin jelas. Encore dengan waspada melirik sekelilingnya, memastikan tak ada orang lain yang mendengar.
"Ayo pergi, Encore. Aku bosan sekali..."
keluh Cosmos. Suara itu terdengar lebih mirip Encore daripada suara ibunya sendiri.
"Tapi... tapi Cloudy gak mau pergi..."
lirih Cloudy, suaranya berubah-ubah— kadang terdengar seperti Encore, kadang seperti ibunya.
Kemudian, keheningan sesaat melingkupi mereka. Angin dingin pagi itu berembus kencang, melewati kerumunan yang berduka, membawa suara tanah yang jatuh ke peti mati semakin menjauh.
"Tidak!" &#xNAN;"Kita gak bisa nunggu lebih lama! Pertunjukannya hampir selesai!"
seru Cosmos dengan tidak sabar.
Seolah baru mengingat sesuatu, Cloudy menjadi panik.
"Encore, Encore! Ke teater! Kita harus ke teater!
Memandang ke kejauhan, di balik bayangan pepohonan pemakaman, Encore terpaku pada papan nama teater yang sudah usang namun masih mencolok. Ia mendengar tawa anak-anak—kebahagiaan mereka yang tak terbendung kontras dengan suara tanah dan batu yang jatuh.
Di tengah tatapan tidak setuju dari para kerabatnya, Encore berlari meninggalkan pemakaman, menuju teater yang terbengkalai. Saat ia mendorong pintu yang berdebu, keheningan yang pekat langsung buyar. Sorotan lampu panggung menyala redup, mengungkap hamparan bunga.
Di tengah lautan bunga itu, Encore melihat ibunya yang dulu tampak layu, kini bersinar terang. Kerinduannya membuncah.
"Mama..."
Matanya berkaca-kaca, kakinya gemetar saat ia melangkah ke panggung. Namun, sebelum ia bisa menyentuh ibunya, kegelapan menariknya masuk.
Pertunjukan telah usai. Lampu-lampu meredup, tirai tertutup rapat. Kesunyian yang mencekam memenuhi teater, dan bayangan ketakutan mulai menghantui Encore.
"Encore!"
teriak Cosmos.
"Encore!"
seru Cloudy.
Untuk mengusir rasa takut dan mengembalikan keberaniannya, Cosmos dan Cloudy terus menyerukan nama yang bisa menghidupkan kembali pertunjukan itu.
"ENCORE!"
Mereka terus berteriak, sampai Encore kembali sadar dan ikut bergabung.
Dan kemudian—
Tirai panggung terbuka kembali. Tabuhan drum menggema. Cahaya menembus kegelapan.
Encore berdiri di atas panggung sebagai pemeran utama yang baru, disambut tepuk tangan meriah dari Cosmos dan Cloudy. Tangisnya pecah—kesedihan dan ketakutan yang menghantuinya akhirnya luruh bersama air matanya.
Tak lama, senyum khasnya kembali menghiasi wajahnya.
Sekarang, giliran Encore menjadi Wooly ksatria pemberani. Petualangan baru akan dimulai.
Kali ini, ia akan memastikan kisahnya berakhir bahagia.
Meskipun kini Encore telah menjadi Konsultan hebat di Black Shores, ia tetap menolak untuk bertingkah seperti orang dewasa.
Baginya, tumbuh dewasa berarti harus mengucapkan selamat tinggal pada dongeng sebelum tidur.
Dan itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah ia terima. Tidur dalam kegelapan tanpa mimpi penuh warna? Itu bukan pilihan. Untungnya, orang dewasa di Black Shores membiarkannya seperti itu.
Tapi masalahnya... siapa di antara mereka yang cukup senggang untuk membacakan cerita sebelum tidur? Saat itulah Cloudy mengangkat tangan kecilnya yang berbulu.
Tak lama, Cosmos juga ikut mengangkat tangannya yang gelap dan berbulu lebat. Malam itu, Cloudy membacakan cerita lama tentang Rumah Permen.
"Lalu... lalu..."
Suaranya melemah. Oh tidak. Cloudy lupa bagian selanjutnya. Gugup, ia melirik Cosmos, lalu menyelimuti dirinya sendiri karena malu.
"Aku tahu! Aku tahu!"
seru Cosmos, dengan penuh semangat. Ia mendorong Cloudy ke samping, lalu berdiri tegak di samping ranjang Encore.
"Lalu, Sang Hebat Encore, yang diberkati dengan api yang berkobar, mengalahkan kucing jahat! Bulu kotorannya terbakar habis!"
"Lalu, bagaimana dengan teman-teman Sang Hebat Encore?"
tanya Encore, mengantuk.
"Tentu saja semuanya selamat! Berkat Sang Hebat Encore, mereka bisa hidup bahagia tanpa takut pada kucing jahat lagi!"
Encore larut dalam cerita itu, sampai matanya semakin berat dan akhirnya terpejam. Di tengah kantuknya, ia mencoba menggumamkan sesuatu.
"Mama Direktur... bukan kucing jahat..."
Tapi ia terlalu lelah untuk menyelesaikan kalimatnya. Cosmos dan Cloudy, yang kebingungan dengan gumaman Encore, akhirnya ikut merayap masuk ke bawah selimutnya.
Mereka pun tertidur bersama.
Dalam mimpinya, Encore kembali ke panti asuhan. Di hadapannya, Rumah Permen dilahap oleh kobaran api. Atapnya meleleh dalam panas, dan sirup mendidih menetes ke tubuh kucing hitam yang sekarat. Makhluk itu adalah lambang dari segala dosanya sendiri.
Encore menyaksikan kejatuhannya, sebuah akhir yang tak terhindarkan. Namun, Sang Pencabut Nyawa tidak memberikan pengampunan dengan mudah.
Sebaliknya,ia menikmati penderitaan kucing itu, memaksanya mengakui segala kesalahannya.
Jeritan menyayat memenuhi hutan. Hyena yang dulu kejam dan gagak yang dulu sombong, kini meringkuk ketakutan.
Di tengah kesunyian, hanya Encore dan jiwa-jiwa yang sekarat yang tersisa.
"Pasti sakit sekali..."
Dalam cahaya api yang menari, Encore mendekati kucing yang sekarat itu. Dengan tangan kecilnya yang penuh luka bakar, ia mengelus bulu kucing itu dengan lembut.
Kucing itu membenci Encore. Ia ingin gadis itu merasakan hal yang sama.
Namun, mengapa... Mengapa dari tangan kecilnya, yang ada hanya kehangatan dan kesedihan?
Api terus membakar Rumah Permen. Namun, Encore tidak takut. Ia menyandarkan dirinya pada kucing besar itu, lalu mulai menyanyikan lagu pengantar tidur.
Lagu yang dulu dinyanyikan oleh "Mama Direktur" untuk semua anak-anaknya.
Encore terus bernyanyi, suaranya semakin serak, hingga api perlahan padam. Sampai cahaya pagi pertama menyinari langit. Ketika ia membuka matanya, kucing besar yang mengerikan itu telah berubah menjadi anak kucing kecil.
Yang kini tertidur nyenyak dalam pelukannya.
Kesan pertama Encore terhadap Aalto berada di antara "lumayan" dan "aneh."
"Orang dewasa yang aneh tapi seru,"
komentarnya.
Melihat seseorang memakai kacamata hitam di dalam ruangan tentu menarik perhatiannya. Tapi memakainya di tempat yang remang-remang? Itu terasa benar-benar aneh. Encore tidak bisa memahami alasannya.
Saat melihat perawat membimbing orang dewasa aneh itu masuk, Encore cepat-cepat kembali ke ranjang, berpura-pura membaca buku ceritanya.
"Jadi... kamu anak itu? Yang dari berita... anak dari panti asuhan..."
Aalto melepas kacamata hitamnya, menatap Encore dengan penuh perhatian.
Mungkinkah anak sekecil ini benar-benar telah melakukan semua itu?
Ia teringat tajuk berita yang pernah ia lihat:
"Gadis Sembilan Tahun Pecahkan Kasus Sensasional!"
Meski ia masih meragukan kebenaran berita tabloid, ia tetap memiliki misi yang harus diselesaikan.
Lagi pula, bahkan ORANG ITU pun berkata:
"Ini keputusan dari Tethys."
Dan Sistem Tethys tak pernah salah.
"Paman ini aneh sekali. Encore gak ngerti apa yang paman bicarakan."
Encore menutup bukunya, lalu mulai menatap Aalto dengan penuh rasa ingin tahu — meniru cara pria itu menatapnya tadi.
Bagi Encore, Aalto terlihat seperti anjing besar... atau mungkin serigala. Serigala abu-abu yang ramah, yang tidak akan mengancamnya.
"Oh iya, kamu ini Encore. Benar juga. Kamu yang kucari." &#xNAN;"Tunggu! Kenapa kau manggil aku 'paman'?! Coba lihat baik-baik, aku gak setua itu, kan?"
Raut wajah Aalto yang putus asa hanya membuat Encore tertawa. Sepertinya, karena terlalu bosan dirawat di rumah sakit, dia ingin sedikit mengerjai orang dewasa aneh ini.
"Baiklah, biar Encore lihat lebih dekat... Yap! Masih terlihat tua! Tetap paman!"
Aalto menghela napas panjang.
"Haaah..."
"Ayolah, bilang sesuatu yang baik. Ini tugas yang gak mudah, lho."
"Aku juga harus ngurus anak-anak lain dari panti asuhan itu, tahu?"
Tapi, digoda oleh seorang anak tidak ada artinya dibandingkan tugasnya di Black Shores.
"Baiklah, kembali ke intinya. Anak kecil, kamu ikut aku atau tidak?"
Nada Aalto berubah serius, lalu kembali santai seperti biasa.
"Kamu bisa dapat permen sebanyak yang kamu mau. Tapi ya... gak terlalu banyak, sih. Nanti gigimu rusak."
"Hmm... mencurigakan,"
gumam Encore, matanya berbinar penasaran.
Alih-alih menjawab pertanyaan Aalto, ia mengangkat Cosmos dan Cloudy, lalu mendekatkan mereka ke telinganya.
"Woolies? Kalian mau ngomong sesuatu?" &#xNAN;"Hmm... Hah? Serius? Jadi paman aneh ini sebenarnya orang baik?" &#xNAN;"Gak mungkin!"
"Hei! Aku bisa terima kalau kamu manggil aku 'paman' sekarang, tapi kenapa 'gak mungkin'?! Apa aku gak keliatan kayak orang baik?"
"Karena Cosmos dan Cloudy bilang kamu orang baik, Encore akan ikut!"
Encore mengangkat dagunya dengan bangg*, berusaha menggunakan nada bicara resmi.
"Tapi Cosmos dan Cloudy juga ikut. Mereka teman terbaik Encore."
"Tentu."
Aalto mengangguk tanpa ragu.
"Mereka cuma boneka biasa, kan?"
Namun, saat Aalto memandangi Cosmos dan Cloudy, ia tak bisa memahami perspektif seorang anak.
Benda mati ini... mengapa Encore begitu percaya kalau mereka hidup?
Tapi bagi Encore, ini adalah awal dari sebuah petualangan.
Ia memeluk Woolies kesayangannya, berputar-putar dalam kebahagiaan—pertama dengan Cosmos, lalu dengan Cloudy.
Seiring waktu, ia belajar untuk memperlakukan semua temannya dengan cinta dan perhatian yang sama. Namun, tiba-tiba Encore* teringat sesuatu yang penting.
"Sebentar, kita akan melakukan apa?"
Aalto tersenyum misterius, lalu kembali mengenakan kacamata hitamnya.
"Menyelamatkan dunia, tentu saja!"