Page cover image

Act 3: What Yesterday Wept, Today Doth Sing

Di pulau tempat mereka terdampar, Rover dan Roccia menemukan bahwa wilayah tersebut dipenuhi oleh Remnant Clouds yang berasal dari Sea of Clouds di Nimbus Sanctum. Kehadiran energi ini menarik para Tacet Discord, mengubah pulau yang dulunya merupakan tempat ritual Pilgrim Sail menjadi wilayah terkutuk yang kini disebut Penitent’s End.

Roccia menjelaskan bahwa Pilgrim Sail berasal dari legenda Primus pertama yang berlayar dengan perahu tua mengikuti arus laut hingga akhirnya bertemu dengan Sentinel. Namun kini, makna spiritual dari tradisi tersebut telah hilang. Kabut di pulau ini sangat berbahaya karena dapat memerangkap Reverberations, yang bila terkumpul akan berubah menjadi TD. Untuk perlindungan, Rover dibekali sebuah alat berbentuk pistol guna membantu mereka menghindari bahaya selama penelusuran.

Forte milik Resonator menjadi sulit digunakan karena kabut sarat Remnant Energy yang telah terkorupsi. Karena Resonator memanipulasi frekuensi tertentu, frekuensi yang tidak stabil membuat Forte tidak dapat dikeluarkan dengan baik. Dalam kondisi kritis tersebut, Golden Phantom—residu frekuensi yang membawa sisa-sisa kesadaran manusia—membantu Rover dan Roccia keluar dari bahaya.

Pulau Penitent’s End memiliki karakteristik unik:

  • Golden Phantom adalah hasil Reverberations yang bercampur dengan frekuensi orang yang telah meninggal.

  • Jika seseorang meninggal dengan keinginan yang belum terpenuhi, kabut akan mewujudkan keinginan itu dalam bentuk Phantom.

  • Keinginan tersebut memungkinkan Phantom bertahan lebih lama sebelum menjadi TD, sehingga beberapa Phantom membantu manusia melarikan diri dari pulau.

  • Namun jika kabutnya hilang, Phantom akan lenyap; dan jika kabut tetap ada, mereka pada akhirnya akan berubah menjadi TD.

Pulau ini merupakan tempat akhir Pilgrim Sail. Mereka yang dianggap melanggar doktrin suci The Order akan dicap sebagai Fools dan dikirim ke pulau ini sebagai bentuk pertobatan. Di sana, Rover akhirnya bertemu Brant yang sedang berpatroli dan menyelamatkan korban dari ritual tersebut. Korban-korban itu kemudian direkrut menjadi bagian dari Fool’s Troupe.

Brant, Rover, dan Roccia kemudian menyelamatkan korban lainnya dari serangan naga. Setelah pertempuran, Abby tersadar dan mengungkap bahwa ia mendeteksi sesuatu yang tidak wajar pada frekuensi naga tersebut: naga itu dikendalikan oleh Fenrico, dijadikan sebagai algojo untuk menguji para pendosa dalam Pilgrim Sail.

Secara alami, frekuensi TD akan terus menurun hingga habis—itulah mengapa mereka terus mengonsumsi frekuensi lain. Namun, The Order memanfaatkan kondisi ini dan mempercepat penurunan frekuensi naga agar menjadi agresif. Semua ini dilakukan dengan bantuan kelompok Fractsidus, yang juga menjadi penyebab keganasan makhluk seperti Cetus The Tidebreaker.

Setelah itu, mereka menuju markas Fool’s Troupe dan bertemu dengan para anggotanya, termasuk Lario, sebuah Echo raksasa yang membawa panggung pertunjukan. Brant bercerita bahwa ia dulunya dibuang ke pulau ini karena mempertanyakan bagaimana bisa ada patung Sentinel yang dibuat oleh The Order padahal tidak ada seorang pun yang benar-benar pernah melihat wujud Sentinel secara langsung.

Rover kemudian bertemu dengan Laureate sebelumnya, Tuan Bardolino, yang menjelaskan bahwa pada masanya Blessed Maiden masih memimpin rakyat Rinascita, sebelum digantikan oleh Fenrico.

Setelah mengatasi Bardolino yang sempat membuat kehebohan, Carlotta kembali dan memberi kabar bahwa rencana The Order telah terbongkar. Pamannya kini telah diselamatkan, dan sisanya tengah ditangani oleh sang kakek. Carlotta kemudian menjelaskan ulang keseluruhan situasi yang telah terjadi:

  • Sentinel terakhir kali terlihat sepuluh tahun lalu. Kemunculannya menyebabkan Ragunna dikelilingi kabut yang berasal dari Nimbus Sanctum—kabut yang seharusnya disucikan oleh Lorelei. Namun, karena gangguan dari Fractsidus, Sea of Clouds berubah menjadi energi niat jahat yang memperburuk kondisi Echo, membuat mereka menjadi agresif.

  • Seorang pengkhianat dari keluarga Montelli menggunakan bunga Phrolova dalam eksperimen yang bertujuan mengubah Echo menjadi TD. Jika eksperimen ini berhasil, mereka bisa menciptakan kembali TD yang menyerang sepuluh tahun lalu—namun, hal ini telah digagalkan oleh kakek Carlotta.

  • The Order memanipulasi seekor naga untuk digunakan sebagai senjata utama dalam tragedi berikutnya, yang akan diluncurkan saat festival Carnevale. Rencana mereka adalah mengulang kekacauan masa lalu agar bisa tampil sebagai penyelamat, lalu memperketat kontrol atas warga Rinascita.

Sebagai tanggapan, mereka menyusun rencana dengan melibatkan Fool’s Troupe, yang memiliki gaya bertarung unik: mengubah gangguan dari musuh menjadi pertunjukan teatrikal. Brant mengajak Carlotta dan Rover untuk gladi resik, mempersiapkan sebuah pementasan bertema “Pertarungan Melawan Raja Iblis”, seperti kisah yang dikaitkan dengan Blessed Maiden. Rencana ini dibuat agar warga Ragunna mengira kekacauan yang terjadi hanyalah bagian dari pentas, demi menghindari kepanikan massal—dan, jika berhasil, mereka juga berpeluang memenangkan gelar Laureate tahun ini.

Carlotta dan Rover lalu kembali diam-diam ke Ragunna untuk mengambil topeng sebagai identitas mereka dalam penyamaran saat Carnevale. Dalam perjalanan, Carlotta membagikan pandangannya: warga Ragunna adalah orang-orang yang mudah berubah seperti ombak, dan keluarga Montelli selalu bersyukur “terdampar”, karena itulah mereka bisa menyerap budaya, pengetahuan, dan teknologi dari luar.

Carlotta juga menjelaskan bahwa pertemuan Rover dengan Fool’s Troupe bukan kebetulan—melainkan bagian dari rencananya. Ketika Black Shores diundang lewat rute laut khusus, ia memastikan utusan mereka akan bertemu dengan Brant dan kawan-kawan.

Ia kemudian mempertanyakan kehadiran Genesis Nexus—patung yang sudah ada bahkan sebelum manusia pertama menginjakkan kaki di Rinascita. Jika tak ada yang tahu siapa yang membuatnya, bagaimana bisa orang-orang yakin bahwa patung itu menggambarkan Sentinel? Bagi Carlotta, ini adalah bukti bahwa The Order telah merekayasa sejarah demi mengendalikan rakyat.

Carlotta juga menceritakan kisah Fleurdelys sang Blessed Maiden, yang tanpa sadar menciptakan parade dengan tarian dan nyanyiannya yang spontan. Semua orang terkesan—kecuali The Order. Jika Sentinel memilih utusan seperti Fleurdelys, maka kegembiraan dan festival adalah bagian dari kehendak Sentinel itu sendiri.

Carlotta lalu menjelaskan asal-usul dan kondisi sosial Rinascita:

  • Warganya berasal dari beragam budaya, bermigrasi ke pulau ini.

  • Perbedaan tersebut sempat memicu konflik, lalu dibentuklah keluarga-keluarga dan The Order sebagai peran stabilisator.

  • Seiring waktu, peran ini menjadi kaku dan menimbulkan stratifikasi sosial: rakyat jelata dan bangsawan.

  • Padahal, visi awal Rinascita adalah kesetaraan dan kebebasan. Kini, rakyat hanya menuruti Order dalam ketakutan.

  • Legenda dan sejarah dijadikan alat untuk melanggengkan kebodohan, dan agama menjadi alat hukuman.

  • Rinascita adalah sangkar transparan: rakyat terjebak tanpa sadar.

  • Carnevale tahun ini menjadi kesempatan untuk menyalakan api pemberontakan—awal dari perlawanan terhadap kebodohan dan ketakutan.

Setelah semua penjelasan itu, Rover beristirahat di hotel. Esok harinya, mereka menghadiri Carnevale. Di tengah kemeriahan, mereka bertemu dengan Phrolova yang tiba-tiba kabur dan memancing Rover mengejarnya. Sepanjang jalan, ia menebar bunga Phrolova yang mengubah Echo menjadi TD. Rover bertarung menghadapi mereka hingga akhirnya berhadapan dengan Phrolova.

Phrolova bersandiwara, seolah semua hanyalah bagian dari sebuah pertunjukan. Sebelum menghilang, ia menyampaikan bahwa kisah Blessed Maiden tidak berhenti sampai di situ. Menurutnya, sang Maiden jatuh ke dalam kegelapan, memperoleh kekuatan sesat, dan menuntun rakyat ke dalam kebejatan.

Setelah Phrolova memanggil Hecate, pertarungan besar pun terjadi. Namun berkat rencana yang telah disusun, Rover dan kawan-kawan mampu mengubah pertempuran ini menjadi seolah-olah bagian dari pertunjukan teater Carnevale, dengan tiga babak yang menggambarkan kemenangan atas kegelapan. Phrolova akhirnya dikalahkan, dan sebagai puncaknya, Rover dinobatkan sebagai Laureate—sebuah kehormatan yang membuka jalur komunikasi langsung dengan Sentinel.

Saat koneksi terjalin, Sentinel meminta bantuan. Ia terkurung di Inverted Tower (Menara Terbalik), dan memperingatkan bahwa sesuatu yang disebut The Lost telah menyusup ke antara manusia. Rover ditugaskan untuk mencarinya.

Usai festival, Rover bertemu kembali dengan Carthethiya—sosok yang hanya bisa dilihat oleh dirinya. Ia hampir keceplosan menyebut julukannya sendiri: Fleurdelys. Keesokan harinya, Rover diundang ke safe house milik keluarga Montelli untuk berpesta bersama Brant dan Roccia. Di sana, Carlotta mengungkap bahwa setelah berbicara dengan Phoebe, ia mengetahui nama asli sang Blessed Maiden sebelum mendapat julukan sucinya adalah Carthethiya. Keluarga Montelli kini bertekad menyelidiki kebenaran sejarah ini lebih lanjut.

Dari interogasi terhadap Gilberto, terungkap bahwa Fisalia adalah penyembah Threnodian dari bawah laut. Nama aslinya adalah Leviathan, dan ia telah berada di pulau ini sejak awal berdirinya Rinascita. Carlotta berspekulasi bahwa jika benar terdapat dua Sentinel atau dewa, maka satu di antaranya mungkin adalah Threnodian. Karena keduanya terhubung secara spiritual, bertemu satu pihak bisa membuka jalan pada pihak lainnya.

Setelah pesta, Rover menerima undangan dari Primus Fenrico untuk berdiskusi secara pribadi. Dari pembicaraan itu, Rover mendapatkan informasi penting:

  • Fenrico mengaku akan menyampaikan pesan Rover kepada Sentinel.

  • Dark Tide dua dekade lalu lahir dari luka Sentinel yang berdarah.

  • Fleurdelys mengorbankan dirinya untuk menyegel Dark Tide, dan menurut Fenrico, ia meninggal dalam prosesnya.

  • Ketika berkorban, sang Blessed Maiden sekali lagi beresonansi dengan Sentinel, memberikan kekuatan suci yang cukup untuk menghentikan ancaman tersebut.

  • Karena Sentinel belum sepenuhnya pulih, mereka masih membutuhkan perantara manusia. Fenrico menyatakan bahwa dirinya telah dipilih sebagai utusan untuk menuntaskan sisa-sisa ancaman tersebut.

  • Penjelasan Fenrico ini membuat Rover bingung—jika benar ini adalah Second Awakening, seharusnya pewarisan kekuatan Sentinel hanya bisa dilakukan dengan persetujuan Rover sendiri.

  • Fenrico menuding Fleurdelys sebagai penipu dan utusan dari Threnodian. Ia mengklaim bahwa sang Perawan Suci yang sejati belum memperlihatkan dirinya.

  • Menurut Fenrico, sebagai musuh utama umat manusia, Threnodian juga memiliki peluang untuk mengimbangi Sentinel, termasuk dalam hal memiliki Resonator sendiri.

Sementara itu, di tempat lain, Phrolova dan Cristoforo berdiskusi. Dari percakapan mereka, beberapa hal terkonfirmasi:

  • Second Awakening memang dimungkinkan.

  • Ada kemungkinan keberadaan Special Resonator—individu yang bisa menggunakan kekuatan baik dari Threnodian maupun Sentinel.


📓 GLOSARIUM

  • Dark Tide

Bencana berbentuk awan hitam yang banyak terkumpul disatu tempat dan akhirnya akan jatuh dalam bentuk hujan deras seperti air terjun. Melahirkan Tacet Discord dan merubah area ground zero yang terdampak jadi Tacet Field. Sepanjang sejarah Rinascita, sudah terjadi sebanyak dua kali. Yang pertama dihadang Napoli II dan kedua diatasi Fluerdelys sang Blessed Maiden.

  • Nimbus Sanctum

Satu satunya Sonoro Sphere yang bermanifestasi di dunia nyata yang didalamnya tersegel Sea of Clouds.

  • Second Awakening

Disebut juga sebagai Second Resonance Awakening adalah tabrakan 2 frekuensi yang saling beresonasi yang mana dalam kondisi spesifik dapat meningkatkan kekuatan Resonator secara drastis. Contoh setelah bertarung dengan Jue, Jinhsi sudah bisa membetulkan Temporal Barrier di Mt.Firmament.

Last updated